Laman

Selasa, 01 Maret 2011

tugas spi


USTMAN BIN AFFAN
Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dosen : Anwar Sanusi , M.Ag





Disusun oleh:
 Nur Aida Fajriyanti





JURUSAN / SEMESTER: TARBIYAH / IPA-BIOLOGI/ II,  K / VI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI(IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2010/2011

KATA PENGANTAR

            Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “ Islam dan Dunia Kontemporer” ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi muhammad Saw, beserta para keluarga, sahabat dan umat hingga akhir zaman.
            Makalah ini merupakan salah satu tugas terstruktur (TUTUR) dari Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam (SPI) , yang dalam penyusunannya kami telah banyak mendapat arahan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada:
·         Bpk . Anwar Sanusi  M.Ag selaku dosen pengampun
·         Teman-teman Bio A yang memberi semangat dan motivasinya
·         Tim kelompok VI atas kerjasamanya dalam penyusunan makalah ini
·         Seluruh pihak yang terkait dan tidak dapat sebutkan seluruhnya
Semoga amal kebaikan dari semua pihak menjadi amal sholeh dan mendapat pahala dari Allah SWT. Amin
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kriik yan bersifat konstruktif demi kebaikan makalah ini.
Akhirnya kami haturkan do’a semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, masyrakat pada umumnya dan mahasiswa IAIN seta para pembaca sekalian. Amin                                                                                                                                                                                                                         

                                                                        Cirebon, Februari 2010
                                                                                               

            Penyusun                    

                                                                                                           
USTMAN BIN AFFAN

A.    SISTEM PEMILIHAN
Sejak Umar terbunuh, di negeri Arab sendiri timbul suatu gejala, yang agaknya tak akan terjadi kalau tidak karena berdirinya kedaulatan Islam. Sejak Umar ditikam oleh Abu Lu’lu’ah kaum muslimin di cekam oleh rasa ketakutan. Khawatir oleh nasib mereka sendiri kelak.  Terpikir oleh mereka siapa saja yang akan menggantikannya jika dengan takdir Allah dia meninggal. Beberapa orang ada yang membicarakan masalah pengganti khalifah kepada Umar. Mereka meminta Umar mencalonkan pengganti.
            Pada mulanya Umar masih ragu, dan ia berkata:” Kalaupun saya menunjuk seorang pengganti, atau kalaupun saya biarkan, kalau dulu orang yang lebih baik dari saya juga membiarkan.” Tetapi sesudah dipikirkan matang-matang, bahwa kalau dibiarkan begitu saja ia khawatir keadaan akan menjadi kacau. Kemudian, ia membentuk  Majlis Syura terdiri dari enam orang dengan tugas memilih di antara mereka seorang  khalifah susudahnya. Keenam itu adalah Ali bin Abi Thalib dengan pasangannya az-Zubair ibnul-‘Awam, Abdurrohman bin Auf dengan pasangannya Ustman bin Affan, dan Thalha bin Ubaidillah dengan pasangan Sa’ad bin Malik. Ketahuilah, aku berpesan kepada kalian supaya bertakwa kepada Allah dalam urusan pemerintahan dan berlaku adil dalam pembagian. (Thabaqaat Ibnu Sa’ad, III: 61)
Setelah Umar ditusuk, dia berkata kepada kaum muhajirin, “ Hai kaum Muhajirin generasi pertama, aku mencermati masyrakat tetapi tidak menemukan adanya perselisihan dan kemunafikan. Jika sepeninggalku terjadi perselisihan dan kemunafikan, hal itu diserahkan kepada kalian. Bermusyawarahlah selama tiga hari. Jika Thalhah terpilih terimahlah.
Sampaikanlah batas lamanya bermusyawarah yang tiga hari ini oleh Suhaib, sebab dia mantan salah seorang budak yang tidak pernah membantah. Undanglah para tetua Anshar, tetapi mereka tidak memiliki suara sedikitpun dalam memutuskan urusanmu. Undanglah pula al-Hasan bin Ali dan Abdullah bin Abbas karena keduanya memiliki kedekatan dengan Nabi dan aku harap kalian akan memperoleh berkah dari kehadiran keduanya, tetapi keduanya tidak memiliki suara sedikit pun dalam memutuskan urusanmu. Undanglah pula anakaku Abdullah untuk minta pendapatnya, tetapi dia tidak memiliki suara sedikit pun dalam memutuskan urusanmu.
Khalayak bertanya, “ Hai Amirul Mu’minin, berilah kami pernyataan untuk kami jadikan pedoman dan kami ikuti”
Umar berkata, “Demi Allah, hai Sa’ad tiada yang menghambatku untuk menunjukmu sebagai khalifah kecuali kekerasan dan kekhasanmu, padahal kamu seorang prajurit. Tiada yang menghambatku untuk menunjukmu sebagai khalifah, hai Abdurrahman, kecuali kamu bagaikan Fir’aun umat ini. Tiad yang menghambatku menunjukkmu sebagai, hai Zubair, kecuali karena kamu mukmin tatkala rela dan menjadi kafir tatkalah marah. Tiada yang menghambatku untuk menunjukmu sebagai khalifah, hai Thalha, kecuali karena kecongkakan dan kesombonganmu. Jika kamu menjadi khalifah niscaya cincin kekhalifahan akan kamu pasangkan di jari istrimu. Tiada yang menghambatk untuk menunjukmu sabagai khalifah, hai Usman, kecuali karena kefanatikan dan kecintaanmu kepada kaummu dan keluargamu. Dan tiada yang menghambatku untuk menunjukmu sebagai khalifah, hai Ali, kecuali karena kamu berambisi untuk mendudukinya. Kamulah orang yang paling pantas mendudukinya jika kamu berdiri diatas kebenaran yang nyata dan jalan yang lurus. (al- Imamah wa as-Siyaasah, I; 23).
Al-Miqdad ibnu-Aswad mengumpulkan keenam anggota musyawarah di rumah Aisyah atas izinnya. Datang pula Amr ibnul-‘ Ash dan al-Mughfirah bin Syubah, lalu keduanya duduk didepan pintu. Kemudian mereka bermusywarah selama tiga hari, tetapi mereka belum berhasil menetapkan apapun. Pada hari ketiga Abdurrahman bin Auf berkata, “ tahukah kalian hari apakah ini? Ini adalah hari dimana sahabat mu menegaskan agar kamu tidak bercerai berai hingga kamu menetapkan seorang khalifah diantara kamu sendiri.
Abdurrahman pergi menemui masyarakat di berbagai penjuru madinah dengan menyamar agar tidak ada seorang pun yang mengenalinya. Tiada seorang dari kaum Muhajirin, Anshor, kaum dhu’afa, pengembala dan yang lainnya, kecuali ditanya dan diminta pendapatnya. Orang yang berilmu ditanya pandanganya, sedangkan kepada oran awwam hanya diajukan pertanyaan, sipakah yang pantas menduduki khalifa setelah Umar? Tiada seorang pub yang di minta pandangan dan pendapat melainkan ia menjawab “ Usman”.

Abdurrahman mengumpulkan peserta forum musywarah. Dia mengambil janji dan ikatan dari setiap peserta bahwa jika Abdurrahman berjanji setia kepadanya, maka dia akan benar-benar menegakan Kitab Allah, Sunnah Rasul-Nya, dan sunnah kedua sahabat (Abu Bajar dan Umar ) sebelumnya. Lalu masing- masing peserta member janji dan ikatan untuk berbuat demikian kepada Abdurrahman.
Setelah melakukan pengambilan terhadap semua peserta, Abdurrahman memegang tangan Ustman seraya berkata, “ Kamu wajib memegang janji kepada Allah dan Ikata-Nya bahwa apabila aku berjanji setia kepadamu maka kamu benar-benar akan menegakkan Kitab Allah, Sunnah Rasul-Nya, dan sunnah kedua sahabatmu. Umar menyaratkan untuk tidak mengangkat siapa pun dari Bani Umyah untuk memimpin manusia.”
Utsman mengiyakannya.
KemudianAbdurrahman memegang tangan Ali seraya berkata, “ aku akan berjanji setia kepadamu dengan syarat kamu tidak mengangkat siapa pun dari Bani Hasyim untuk memimpin manusia.”
Ali berkata,”mengapa kamu mensyaratkan demikiaan?itu berarti kamu mengendalikan aku, padahal aku dapat sajaberijtihad dalam memimpin umat Muhammad, sehingga aku mengetahui siapa yang memiliki kekuatan dan ketajaman yang aku gunakan dalam menjalankan kekhalifahan, apakah pada kalangan Bani Hasyim ataukah pada yang lain.”
Abdurrahman berkata, “ Demi Allah, aku tidak akan berjanji setia kepadamu sebelum kamu memenuhi syarat itu.
Ali berkata, “ Demi Allah, aku tidak akan memenuhi syarat itu untukmu.
Abdurrahman pun meninggalkan Ali . pada saat musywarah pengangkatan khalifah Thalha tidak ada di madinah setelah pemilihan khalifah selesai dilakukan.
Kemudian Abdurrahman bin Auf pergi ke masjid, lalu mengumpulkan orang-orang. Setelah dia memuji Allah dan menyanjung-Nya, dia berkata,” Aku telah mencermati urusan manusia maka aku tidak melihat mereka berubah pikiran tentang Ustman.
Lalu Abdurrahman memegang tangan Ustman. Dia berjanji setia kepada Usman dan seluruh orang pun berjanji setia kepadanya.
Ustman tabiatnya sangat dikenal sebagi orang yang bertakwa, wara’, dan pemalu sehingga malaikat pun merasa malu kepada Usman.
Jadilah  Ustman sebagai khalifah ketiga setelah Umar merupakan permasalahan pelik yang sulit bagi sahabat-sahabat  Nabi Muhammad  saw ini dikarenakan dalam pemilihan khalifah dibatasi waktu yang amat begitu singkat tetapi memerlukan tanggung jawab yang begitu besar yaitu  memimpin seluruh umat Islam yang begitu besar dan jayanya Islam hingga hampir belahan dunia dikuasai oleh kerajaan Islam.

B.     PENGEMBANGAN PERADABAN, SOSIAL DAN EKONOMI
Pada masa Ustman bin Affan, hanya ada beberapa berubahan sedikit dari masa kekhalifah Umar bin Khattab yang memperbaharui organisasi negara, Administrasi Negara dan Pengembangan Ilmu.
 Ustman bin Affan adalah khalifah pertama yang memperluas Masjid Nabi Nabawi. Di Madinah dan Masjidil Haram di Mekkah. Masjid Nabawi mulanya dibangun sangat sederhana sekali, dindind dari bata jemur, langit-langit Dri pelepah daun kurmadan tiang-tiangnya dari batang pohon kurma. Bertahun –tahun keadaan masjid itu tak ada perubahan sedikit pun. Sementara Umat Islam sudah berkembang dan kota Madinah khususnya untuk kaum Muslimin jumlah orang yang dibuka hatinya oleh Allah SWTkepada Islam sudah banyak, maka mau tak mau bengun itu harus di perluas. Pada masa Nabi Muhammad tersendiri sudah menambah luas masjid seratus meter persegi akan tetapi bangunnya tetap saja tak ada perubahan.
Sesudah kekhalifahan beralih pada masa Ustman bin Affan, maka pertama yang disampaikan pada umum ialah perencanaan perluasan Masjid. Keluhan masyarakat adalah masjid itu terlau sempit untuk shalat jum’at, setelah penduduk madinah bartambah muslimin serta pembebasan wilayah yang melesat. Usman bermusyawarh dengan beberapa pemuka dan mereka sepakat untuk meobahkan masjid, kemudian membangun  kembali dan memperluasnya. Ustman menambah perluasan Masjid itu besar-besaran serta mengadakan pembaharuan daklam bangunan itu sesuai denagn kecenderungan aspirasinya. Seluruh dindinganya dibuat dari batu yang yang diukir dan tiang-tiangnya dari batu yang dipahat dan mengisinya dari batang besi, dicor denagn timahserta bagian luarnya diukir dan langit-langitnya dibuat dari kayu bermutu tinggi.
 Ustman juga adalah khalifah pertama yang menentukan Adzan awal menjelang shalat Jum’at.
Ustman bin Affan berhasil memushafkan Al-Qur’an yang disebut Mushaf Ustmani yang dilatarbelakangi oleh perbedaan qira’at (baca) Al-qur;an yang menimbulakn percekcokan antara murid dan gurunya. Pada saat penyalinan Al-Qur’an, panitia penyusunan mushaf yang dibentuk oleh Ustman melakukan pengecekan ulang dengan meneliti kembali mushaf yang sudah disimpan di rumah Hafsah dan membandingkan dengan mushaf-mushaf lain. Ketika itu terdapat empat mushaf Alqur’an yang merupakan catatan pribadi. Pertama, mushaf Al-Qur’an yang ditulis oleh Ali bin Abi Thalib, terdiri dari 111 surat. Surat pertama adalah Al-Baqarah dan surat terkhir al-M’wadzatyn. Kedua, mushaf Al-Qur’an yang disusun oleh Ubay bin Ka’ab, terdiri dari 105 surat. Surat pertama adalah Al-Fatihah dan yang terkhir al-Nas. Ketiga, mushaf Al-Qur’an disusun oleh Ibn Mas’ud, terdiri dari 108 surat. Surat pertama Al-Baqarah dan surat terakhir Qul Huwa Allah Ahad. Keempat, mushaf Al-qur’an yang ditulis oleh Ibn Abbas, terdiri dari 114 surat. Surat pertam adalah Iqra’ dan surat terkhir adalah al-Nas.
Kemudian ustman memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit al-Anshari untuk menuliskan mushaf itu dan diimlakan oleh Sa’id bin As al-Umawi, dengan di saksikan oleh Abdullah bin Zubair Abdurrahman bin Haris. Kepada mereka dimintanya jika yang diperselisikan supaya ditulis logat Mudar, sebab Al-Qur’an diturunkan kepada orang dari Mudar.sesudah penulisan itu selesai didasarkan pada satu macam bacaan, Ustman memerintahkan untuk menuliskan satu mushaf untuk Syam, satu mushaf untuk Mesir, satu mushaf untuk dikirimkan ke Basrah, satu mushaf untuk kufah, satu mushaf untuk Mekah dan Yaman.
Pada masa awal pemerintahan Ustman bin Affan tidak cukup hanya dengan penambaha pemberian tunjang tambahan lebih daripada yang diberikan pada masa Umar bin Khattab, yang membuat semua
 orang senang, malah bagi pemuka-pemuka Muslimin yang tinggal di Medinah dineri keleluasaan lebih benyak sampai sejauh yang oleh Umar sendiri nikmati hidup yang lebih sampai Umar sendiri tidak disukai. Umar melarang orang-orang penting dikalangan Muhajirin dari Quraisy keluar dearah kecuali harus dengan izin dan waktu yang tertentu.
Beberapa organisasi politik yang dibuat atau  di perbaharui pada masa khalifah Umar dan masih dijalankan masa khalifah Ustman:
1.      ORGANISASI POLITIK
a.      Al-Khilafat atau Kepala Negara
b.      Al-Wizaraat atau Menteri (zaman sekarangnya)
c.       Al-Kitabaat atau Sekretaris Negara
2.      ADMINISTRASI NEGARA
Administrasi Negara dibagi berdasarkan Diwan-Diwan atau Lembaga-lembaga atau Departemen-Departemen.
a.       Diwan Al-juudiy (Diwan Al-Harby) = Badan Pertahan Keamanan
b.      Diwan Al-Kharaj (Diwan Al-Maaly)= Bait Al-Maal yamg mempengaruhi Keuangan Negara, pemasukan dan pengluaran anggaran belanja Negara yang bersumber dari :
Ø  Al-Kaharaj          = Pajak Hasil Bumi
Ø  Al-Usyur             =  Yaitu 10℅ dari perdagangan dan kapal-kapal asing yang                                         berdatangan disebut Bea Cukai
Ø  Al-Zakah             = Zakat Harta 2,5 %
Ø  Al-Jizyah             = Pajak ahli Dzimmah, yaitu orang yang bukan islam tetapi tinggal dan menetap di Negara Islam
Ø  Al-Fa’I & Ghanimah = Uang tebusan dari orang Musyrik yang kalah perang dan harta rampasan perang.
c.       Diwan Al-Qudhat = Departemen Kehakiman
d.      Al-Imarah ‘ala al Buldan = Administrasi Pemerintahan Dalam Negeri
·         Negara dibagi menjadi beberapa propinsi yang dipimpin oleh seorang gubernur (amil), yaitu:
                                                                                 I.            Ahwaj dan Bahrain
                                                                              II.            Sijistan, Makran, Karman, Iraq
                                                                           III.            Syam, Palestina, Padang sahara Libya
·         Al-Barid         = Perhubungan Memaki Kuda Pos
·         Al-Syurthah   = Polisi penjaga Keamanan Negara
e.       Dewan Penyusun Kitab Suci Al-Qur’an
Hal ini dikarenakan khalifah Ustman mendapati berbagai bacaan dan versi kitab suci Al-Qur’an.  Dewan ini diketuai oleh Zaid bib Tsabit. Dewan ini menghimpun versi yang benar dari kitab suci Al-Qur’an yang autntik dan salinan yang terdapat pada Hafasah, salah seorang istri Nabi yang banyak memberikan pertolongan dalam penghimpunannya. Mereka membuat beberapa salinan untuk dikirimkan keberbagai wilayah Imperium.

C.    PERLUASAN WILAYAH
Ustman bin Affan mengirim Walid bin Uqbah untuk menaklukan kembali  Azerbaijan yang dahulu pernah ditaklukan pada masa Umar dan mengembalikan keadaan semula seta melaksanakan pembayaran jizyah. Disamping itu Walid mengirim Abdullah bin Syabil bin Auf ke Mauqan, Bird dan Tailasan yang terletak di dekat Azerbaijan.
Di bawah pimpinan perang Khalid bin Walid berangkat ke Armeniadan menyerang Mar’asy, Syamsyat dan kota-kota didekatnyayang masih berada di bawah kekuatan Rumawi. Setelah itu kembali ke Syam dengam membawa hasil rampasan. Pihak Romawi tidak terima, kemudian mengirimkan pasukan dengan kapal-kapal ke Antakia lalu memberontak dan daerah-daerah di utara Syam juga bergolak. Kaum Muslimin mengarahkan pasukan Rumawi dan berhasil mengusirnya. Khalid bin Walid beserta anak buahnya meneruskan perjalanan dan berhasil menaklukan Amid, Ruha dan beberapa kawasan serta berhasil membawa hasil rampsan perang.
Kota Iskandariah pun sudah tertaklukan.  Mesir pun bias di taklukkan oleh Amr bin Ash dan orang-orang Rumawi pun sudah diusir. Abdullah bin Sa’d melintasi perbatasan Tripoli ke Tunis ia dihadang oleh angkatan besenjata Gregory di luar kota Suibaitilah dan ia tak dapat maju karena kekuatan senjata begitu besar. Usman bin Affan gelisah dan Khawatir. Ia langsung menugaskan Abdullah bin Zubair berangkat disertai Abdullah dan Ubaidillah anak-anak Umar bin Khatab, Abdurrahman bin Abu Bakar Shidiq, Abdullah bin Amr Ash dan yang setara mereka. Perjalanan nereka melintasi Tihamah dan Hijaz ke Mesir, kemudian ke Sirenaika dan Tropoli hingga mencapai tempat pasukan Abdullah bin sa’ad tang sedang melawan pasukan Romawi.tatkala melihat kedatangan mereka pasukan muslimin bertakbir. Hati mereka merasa lega lantaran Allah telah mengizinkan dalam pencapaian kemenangan. Setelah mendapatkan kemenangan Abdullah bin Sa’ad berangkat ke Sbeitla, yang merupaka tempat Istana Raja. Istana itu di kepung akhirnya ditaklukan juga mendapakatka harta rampsan yang tidak sedikit, sehingga pasukan muslimin yang berkuda mendapatkan 3000 dinar dan yang berjalan kaki 1000 dinar. Dari Sbeitla Abdullah bin Sa’ad mengirimkan pasukan ke Gasfa. Demikian juga dataran dan gunung Afrika itu oleh muslimin dan merintis jalan untuk menyebaran agama Allah.
Dalam sebuah sumber disebutkan, sesudah negeri itu dibebaskan oleh pihak Muslimin, kostan, Kaisar Rumawi itu mengirim seorang pejabat tinggi kesana dan tinggal di Carthago. Ia mengenakan pajak  kepada rakyat seperti jizyah yang mereka bayarakan kepada muslimin.
Dengan dibebaskan Afrika yang mencakup semua negeri di pantai Laut Tengah, dari Antarkiah di utara Syam dan di ujung timur Laut itu samapai ke ujung barat di Afrika bagian utara, Kedaulatan Islam sudah makin luas. Selain itu juga kaum Muslimin mempunyai beberapa kapal di pelabuhan Iskandariah yang tak kalah perkasa dari kapal Rumawi yang digunakan perang ketika di Laut. Disamping angkatan daratnya Kedaulatan Islam kini mempunyai juga angkatan laut di pantai Laut Tengah dan Laut Merah.
Rumawi di Siprus pun bias di taklukan di bawah pimpinan peramg Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Penaklukan itu dengan cara memilih jalan damai dengan berunding. Muawiyah melakukan perluasan Islam, dengan Angkatan Lautnya telah berhasil menaklukan Maroko, Tunisia dan negeri-negeri sepanjang pantai utara benua Afrika. Semuanya dibawah Gubenur Mesir, yaitu Umar bin Ash.
Pada zaman khalifah Abu Bakar dan Umar, wilayah dibagi menjadi dua : wilayah yang pemimpinya memiliki otonomi penuh dan pemimpinya disebut amir. Dan wilayah yang tidak memiliki otonomi penuh yang pemimpinya disebut wali. Pada zaman Usman dilakukan perubahan status wilayah sehingga semuanya memiliki otonomi penuh.

Wilayah dan Amirnya pada Zaman Usman

No
Wilayah
Amir
1.
Makkah
Nafi’ Ibn al-Harist al-Khuza’i
2.
Tahaif
Sufyan Ibn Abd Allah al-tsaqafi
3.
Shan’a
Ya’la Ibn Munbih
4.
Jand
Abd Allah Ibn Abi Rabi’ah
5.
Bahrain
Usman Ibn Abi al-‘Ash al-Tsaqafi
6.
Kufah
Al-Mughirah Ibn Syu’bah al-Tsaqafi
7.
Bashrah
Abu Musa Abd Allah Ibn Qais al-Asy’ari
8.
Damaskus
Mu’awiayah Ibn Sufyan
9.
Hims
Amr Ibn Sa’ad
10.
Mesir
‘Amr Ibn al-Ash



D.    MASA AKHIR KHALIFAH USTMAN BIN AFFAN
Akhir dari kepemimpinan Ustman bin Affan dikarenakan karena fitnah yang terjadi diberbagai belahan atau bagian Negara seprti di Syiria, Irak dan Mesir. Hal ini dikarenakan orang Islam yang menjadi iri terhadap kekuasaan Bani Ummayah didalam kekhalifahan Ustman. Mereka mereka melihat bahwa Bani Umayah memperoleh kedudukan yang tinggi didalam Negara dan meraka makmur dengan kekayaan , Hak-Hak Istimewa dan sebagian dari orang-orang Bani Umayah beprilaku sangat memalukan , seperti Walid bin Uqbah Gubernur Kufah, muncul di masjid dalam keadaan mabuk.
Kufah adalah sumber pemberontakan uatam adalam kekhalifahan Usman. Banyak penduduk yang mengeluh pejabat-pejabat dan para petinggin kota itu. Mereka marah kepada Sa’ad bin Abi Waqos dan mereka menuduh Walid bin Uqbah meminum Khamar. Kemudian Usman mengangkat Sa’id bin al-As. Ketika sudah berada di Kufah, ia berkata kepada penduduk dalam sebuah khutbah, bahwa ia enggan memegang pimpinan itu dan menyatakan bahwa bencana telah memperlihatkan sosoknya. Sa’id mulai mempelajari keadaan Kufah serta keinginan penduduk, untuk mengetahui sumber penyakit itu. Sesudah mengetahui keadaan yang sebenarnya Ia menulis surat kepada Ustman melaporkan apa yang dilihatnya di kota itu dengan mengatakan :
“keadaan penduduk Kuffah sudah kacau-balau dan sudah pula mempengaruhi orang-orang terpandang dan terkemuka, dan kebanyakan penduduk kota itu terdiri dari para pendatang baru di susul oleh para orang-orang Arab pedaleman, sehiingga tidak lagi mereka melihat orang terpandang atau pejuang.”
Ustman meminta Sa’id bin Abi Ash mendahulukan para sahabat daripada penduduk Kufah  yang lain. Dalam surat Ia mengatakan: “orang-orang lama yang sudah lebih dulu, yang sudah berjasa dan sudah membebaskan negeri itu. Hendaklah orang-orang yang datang kesana dan yang lain mengikuti mereka, kecuali orang yang sudah meninggalkan kebenaran. Jagalah kedudukan masing-masing dan berikanlah hak mereka semua dengan cara yang adil. Dengan cara mengenal orang, keadilan bias terpenuhi.”
Kemudian dalam pengangkatan marwan bin Hakam sebagai Sekretris Negara benar-benar tidak disukai umum. Kebijakannya memecah bani Umayah dan Bani Hasyim kedalam dua golongan dan menolak kedudukan Bani Hasyim yang syah secara factor keturunannya. Yang berakibat khalifah Ustman kehilangan bantuan dan dukungan yang begitu penting.
Terakhir, beberapa orang yang tidak merasa puas dan licik yang berkepentingan untuk menyebarkan faham sendiri menyelinap dan masuk diantara muslim yang mulai bergejolak akan khalifah Ustman adalah Abdullah bin Saba, seorang Yahudi Yaman, terus - menerus memberi hasutan dan fitnah kepada Khalifah Utsman.
Dan pada hari Jum’at , tanggal 17 Juni 656 M / 18 Zulhijjah 35 Hijriyah, terjadi pencak aksi dari berbagai fitnah yang dituduhkan kepada khalifah Ustman. Rumah khalifah di kepung dari berbagai penjuru mata angin, anak panah bertebrangan, pedang berseliweran, mencari kahlifah karena para pemberontak sudah terbakar fitnah dan dua orang dari berkebangsaan Mesir membunuh khalifah Ustman ketika dia sedang membaca Al-Qur’an surah Al-Baqarah. Muhammad bin Abu Bakrmaju dan memegang janggut Usman. Ketika itu Muhammad bin Abu Bakr menetakkan mukanya dengan anak panahbermata lebar. Kemudian Kinanah bin Bisyir mengangkat anak panah serupa dan menghujamkan ke pangkal telinga Ustman sampai tembus ke tenggorokan, lalu menghantamnya dengan pedang. Ustman hendak menangkis pedang itu dengan tangannya sampai tangannya putus. Begitu pun juga istrinya Na’ilah, jarinya terputus ketika menelungkap kepada suaminya hendak mengambil pedang itu dengan tangannya. Saudan bin Hamran al-Muradi mengahantam Ustman dibagian rusuknya sehingga Beliau jatuh tersungkur. Ketikah itulah orang-orang awam berdatangan dan merampok rumah serta baitulmal.





KESIMPULAN

Sistem pemilihan pengangakatan Usman bin Affan sebagai khalifah menggunakan sistem formatur, anggotanya berjumlah 6 orang, mereka adalah Ali bin Abi Thalib dengan pasangannya az-Zubair ibnul-‘Awam, Abdurrohman bin Auf dengan pasangannya Ustman bin Affan, dan Thalha bin Ubaidillah dengan pasangan Sa’ad bin Malik. Thalha tidak ada di Madinah dan baru kembali setelah system pemilihan selesai dilakukan. Dalm penjajagan pendapat Abdurrahman bin Auf terdapat anggota formatur y yang diperoleh dua calon yaitu Ustman bin Affan dan ali bin Abi Thalib. Dewan musywarah akhirnya berhasil mengangkat ustman bin Affan sebagai khifah ketiga sebagai pengganti Umar bin Khattab.
Pengembang peradaban sosial dan ekonomi pada masa khalifah Ustman bin Affan memperbaharui organisasi negara, Administrasi Negara dan Pengembangan Ilmu, memperluas Masjid Nabi Nabawi di Madinah dan Masjidil Haram di Mekkah, khalifah pertama yang menentukan Adzan awal menjelang shalat Jum’at, Ustman bin Affan berhasil memushafkan Al-Qur’an yang disebut Mushaf Ustmani yang dilatarbelakangi oleh perbedaan qira’at (baca) Al-qur;an yang menimbulakn percekcokan antara murid dan gurunya. Beberapa organisasi politik yang dibuat atau  di perbaharui pada masa khalifah Umar dan masih dijalankan masa khalifah Ustman: Organisasi Politik ,Administrasi Negara Dewan Penyusun Kitab Suci Al-Qur’an.
Perluasaan wilayah pada saat khalifah Ustman bin Affan Azerbijan dapat ditaklukan dibawah pimpinan Walid bin Uqbahdan juga  Mauqan, Bird dan Tailasan yang terletak di dekat Azerbaijan. Di bawah pimpinan perang Khalid bin Walid dapat mererebut Armeniadan menyerang Mar’asy, Syamsyat dan kota-kota didekatnyayang masih berada di bawah kekuatan Rumawi. Kota Iskandariah pun sudah tertaklukan.  Mesir pun bisa di taklukkan oleh Amr bin Ash dan orang-orang Rumawi pun sudah diusir. Dalam pimpinan Abdullah bin Sa’d dapat menaklukan Tripoli ke Tunis. Afrika yang mencakup semua negeri di pantai Laut Tengah, dari Antarkiah di utara Syam dan di ujung timur Laut itu samapai ke ujung barat di Afrika bagian utara berhasil di kuasai oleh kaum Muslimin dan kaum Muslimin pun mempunyai beberapa kapal di pelabuhan Iskandariah yang tak kalah perkasa dari kapal Rumawi yang digunakan perang ketika di Laut.
Masa akhir kekhalifahan Ustman bin Affan yaitu banyak fitnah yang terjadi diberbagai belahan atau bagian Negara seprti di Syiria, Irak dan Mesir. Beberapa orang yang tidak merasa puas dan licik yang berkepentingan untuk menyebarkan faham sendiri menyelinap dan masuk diantara muslim yang mulai bergejolak akan khalifah Ustman adalah Abdullah bin Saba, seorang Yahudi Yaman, terus - menerus memberi hasutan dan fitnah kepada Khalifah Utsman.
Dan pada hari Jum’at , tanggal 17 Juni 656 M / 18 Zulhijjah 35 Hijriyah, terjadi pencak aksi dari berbagai fitnah yang dituduhkan kepada khalifah Ustman. Rumah khalifah di kepung dari berbagai penjuru mata angin, anak panah bertebrangan, pedang berseliweran, mencari kahlifah karena para pemberontak sudah terbakar fitnah dan dua orang dari berkebangsaan Mesir membunuh khalifah Ustman secara keji ketika dia sedang membaca Al-Qur’an surah Al-Baqarah.

















DAFTAR PUSTAKA

Syed Mahmudunnasir. 2005. Islam Konsepsi dan Sejarhnya. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Umairah Abdurrohman. 2001. Tokoh –Tokoh yang Diabadikan Al-Qur’an. Jakarta. Gema Insani Press.
Sunanto Musyfiroh. Sejarah Islam Klasik. Jakarta. Prenada Media.
Mubarok Jaih.2004. Sejarah Peradaban Islam. Bandung. Pustaka Bani Quraisy.
Haekal Husain. 2001. Usman bin Affan. Jakarta. Litera AntarNusa.
Soebardi.1983. Pengantar Sejarah dan Ajaran Islam. Binacipta
Sulumo. 1994. Sejarah Kebudayaan Islam.Semarang. CV. Wicaksana.














1 komentar:

  1. MGA, Casinos, and Gaming History - Mapyro
    MGA and Casinos · 여수 출장안마 1. CASINOS · 2. 제주도 출장마사지 CASINO RESORT CASINO RESORT 전주 출장마사지 CASINO RESORT CASINO, LAS VEGAS, NV · 3. CASINOS · 4. GAMBLING RACING 경산 출장안마 CASINO RESORT CASINO RESORT 당진 출장샵 CASINO

    BalasHapus