Perempuan dan Kekuatan
Salah satu topik pembicaraan masyarakat dalam pengkipraan perempuan pada saat
ini adalah dikenal dengan GENDER. Apasih pengertian dari Gender ?
Zaman sudah modern bahkan sudah sangat modern, tetapi sayup-sayup pandangan
miring masih saja terdengar dalam telinga kita. Bahwasanya “ Tempat Perempuan
adalah rumah”. Apakah hanya di rumah saja tempat perempuan? Apkah perempuan
dikodratkatan menjadi orang yang pasif saja? Ohhhh ,, ,, TIDAK BISA !!.
Jika perempuan hanya pasif saja dalam maka kemunduran lah yang terjadi dalam
lingkungan masyarkat dan negara. Lalu bagaimana dengan islam? Oleh karena itu,
pernan perempuan tidak kalah di perlukan dalam membangun sendi-sendi kehidupan
masyarakat baik agama dan negara.
Ketika zaman Rasulullah perempuan tidak diharapkan untuk tercipta di dunia,
bahkan di kubur hidup-hidup, perempuan di perlakukan semena-semena, di aniyaya,
di siksa, ada juga yang di pertukarkan seperti barang-barang yang tak layak
pakai. Astagfirullah . .. .. akan tetapi subhanaallah, Nabi Muhammad yang
telah mendobrak, membebsakan perempuan dari penghianatan besar dari kaum
jahiliyah.
Perempuan adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah dari tulang rusuk pria
yang bengkok. Oleh karena, ia janganlah dibiarkan terus bengkok karena
bisa sulit di arahkan atau dipaksa untuk lurus, karena bisa patah. Dalam
artian, perempuan perlu bimbingan dan arahan agar ia tidak lemah dan kuat
bertahan. Dalam sebuah pembahasan tentang perempuan, dinyatakan bahwa perempuan
sulit menjadi seorang yang unggul dalam kepimpinan. Karena, perempuan cenderung
lebih menggunakan perasaan dibandingkan dengan logika dalam memutuskan sebuah
keputusan.
Berbeda dengan lelaki, lelaki benyak mengambil keputusan melalui logika
daripada perasaannya. Hal ini memang dirasakan betul oleh orang banyak. Namun,
terlepas dari kelemahan-kelamahan oleh perempuan, realitanya perempuan adalah
makhluk tangguh dan kuat. Setiap perempuan berpotensi sebagai calon ibu. Tidak
bisa dipungkiri semua ibu adalah perempuan yang hebat yang telah mengorbankan
banyak hal untuk anak-anaknya, bahkan nyawa. Seorang ibu harus melewati masa
mengandung dimana ia harus membawa anak dalam perutnya selama kurang lebih 9
bulan. Masa berikutnya adalah melahirkan. Disinilah fase kekuatan seorang
perempuan kembali diperlihatkan. Ibu mengorbankan hidupnya demi buah hatinya
agar bisa menatap dunia. Setelah itu seorang ibu mengasuh anak, merawat, dan
kemudian mendidiknya sehingga anak pandai berjalan, berlari, berbicara,
mengetahiu banyak hal yang sebulmnya anak tidak tahu.
Selain kekuatan perempuan tersebut, perempua merupakan pionir peradaban.
Disebutkan bahwa ibu adalah “ummul madrosah”, yakni pendidik pertama bagi
anaknya. Jadi katanya, apabila seorang berhasil mendidik anaknya maka ia
berhasil mencetak generasi-generasi yang memajukan sebuah peradaban atau
sebaliknya. Dalam hal semacam ini, maka seorang ibu atau perempuan manapun
diharuskan menjadi perempuan yang cerdas baik secara intelektual, emosional
apalagi spiritual.
Islam sama sekali tidak memandang rendah perempuan. Sebaliknya, Islam
sangat menjunjung tinggi perempuan. Dimana dalam sabda nabi Muhammad disebutkan
bahwa ketika ada seorang sahabat bertanya, siapa orang yang kita hormati
setelah kita patuh kepada Allah dan Rasul, dan nabipun menjkawab ibu sebanyak
tiga kali setelah itu barulah ayah.
Bukan tanpa alasan, nabi berkata demikian. Mengingat betapa tangguhnya dan
kuatnya seorang perempuan dalam mengarangi kehidupan, seperti dipaparkan di
atas.
Oleh karena perempuan tidak boleh dipandang sebelah mata. Perempuan
memiliki peranan yang sama besar dengan laki-laki. Ia dapat bekerja sama dengan
laki-laki untuk membangun sebuah perdaban yang lebih baik. Maka, untuk mencapai
hal tersebut perempuan harus belajar, harus cerdas, harus aktif dan menjadi
perhiasan indah. Bukankah wanita adalah perhiasan dunia yang paling baik.
Sudahkan kita sebagai perempuan menjadi perhiasan yang baik dan indah itu?
Referensi
M. Quraish Sihab. Perempuan.lentera hati. 2010. Tangerang
Tim lina. Jadi Muslimah kudu sukses. 2005. Syaamil. Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar